Kamis, 05 Desember 2013
Rabu, 04 Desember 2013
Sum OF Product dan Product Of Sum
Sum Of Product
(Jumlah dari
Hasil Kali)
Untuk memahami hubungan fungsi antara
fungsi Boole, table kebenaran, dan peta Karnough terlebih dahulu ditinjau suatu
bentuk khusus dari persamaan (5-1) sebagai:
_ _
Y = ƒ (A,B,C) = AC + BC
Tabel kebenaran dari persamaan (5-2)
tampak pada table 5.1 sebagai :
Baris ke -
|
A
|
B
|
C
|
_
AC
|
_
BC
|
_
_
Y= AC +BC
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
2
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
3
|
0
|
1
|
1
|
1
|
0
|
1
|
4
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
5
|
1
|
0
|
1
|
0
|
0
|
0
|
6
|
1
|
1
|
0
|
0
|
1
|
1
|
7
|
1
|
1
|
1
|
0
|
0
|
0
|
Dengan memperhatikan nomor baris
dimana Y = 1, dapat diperoleh :
Y = 1
= baris 1 atau baris 2 atau baris 3 atau
baris 6
= 001 + 010 + 011 + 110
_
_ _ _ _ _
= A BC + ABC + ABC + ABC
Fungsi boole seperti disajikan pada
persamaan (5-3) merupakan bentuk standar jumlah dari hasil kali (sum of
product). Jika diperhatikan dengan seksama, setiap bentuk sum of product
memenuhi sifat-sifat sebagai berikut :
a. Fungsi tersebut merupukan jumlahan (OR) dari
suku-suku
b. Setiap suku berupa perkalian (AND) dari variable
variable
c. Semua
variable muncul pada setiap suku (bentuk kanonik)
Setiap suku dari fungsi Boole
dalam bentuk sum of product juga disebut minterm (suku minimum). Untuk
menyingkat penulisan, setiap minterm diberi symbol m yang diikuti angka
indeks menurut nomor barisnya. Untuk persamaan (6-3) dapat dituliskan kembali
sebagai :
Y = ABC + ABC + ABC + ABC
= 001 + 010 + 011 + 110
= m1 + m2 + m3 + m4
= Σ m (1,2,3,6).
Secara sederhana menterm atau sum
of product dapat disajikan dengan cara sebagai berikut :
_
_ _ _
Nyatakanlah A,B,C,D…. dengan 1 dan A, B,
C, D, … dengan 0
a. Nyatakanlah
kombinasi bener setiap suku menjadi decimal
b. Nyatakanlah Y = Σ m (n), dengan n
merupakan nilai decimal dari setiap suku.
Contoh 1 :
Y = ƒ (A,B,C)
_
_ _ _
_ _ _
= A BC + ABC + ABC + A BC + A B C
= 111 + 110 + 101 + 011 + 000
= m7 + m6 + m5
+ m1 + m0
= Σ m (0,1,5,6,7)
Contoh 2 :
Y = ƒ (A,B,C,D)
= Σ m
(0,2,5,6,7,13).
= m0
+ m2 + m5 + m6 + m7 + m13
=
0000 + 0010 + 0101 + 0110 + 0111 + 1101
_
_ _ _
_ _ _ _
_ _
_ _ _
= A B C D + A B CD + ABCD + ABCD + ABCD + ABCD
...........................................................................................................................
Product of Sum
(Hasil Kali dari
Jumlah)
Berdasarkan table kebenaran dari dari
persamaan (5-2) dapat juga diperhatikan nomor baris dimana Y = 1 atau Y = 0,
dan selajutnya dapat dituliskan sebagai berikut:
Y = 1
= baris 0 atau 4 atau 5 atau 7
= 000 + 100+101 +111
_ _ _
_ _
_
= A B C + A B C + A B C + A B C
_ _ _ _
_ _ _ _
Dengan sifat AB = A + B dan A + B = A B
persamaan (6-5) dapat dituliskan menjadi
Y = Y = (A B C) + (A B C) + (A B
C) + (A B C)
_ _ _ _ _ _
=(A B C) (A B C) (A B C) (A B C)
= (A+B+C) (A+B+C) (A+B+C) (A+B+C)
Fungsi Boole seperti disajikan pada
persamaan (6-6) merupakan bentuk standar hasil kali dari jumlah (Product of
Sum). Jika diperhatikan dengan seksama setiap bentuk product of sum memenuhi
sifat-sifat:
a. Fungsi-fungsi
tersebut terdiri dari factor
b. Setiap factor
berupa jumlahan (OR) dari variable-variabel
c. Semua variable fungsi muncul pada
setiap factor (bentuk kanonik).
Setiap factor dari fungsi Boole dalam
bentuk product of sum juga disebut maxterm (suku maximum). Untuk menyingkat
penulisan, setiap maxterm diberi simbo M yang diikuti dengan angka indeks
menurut nomor barisnya.
Untuk persamaan (5-6) dapat dituliskan
kembali sebagai :
_ _ _ _ _
_
Y = (A+B+C) (A+B+C) (A+B+C) (A+B+C)
= 000. 100 . 101 . 111
= M0 . M4 . M5 . M7
= Π M (0,4,5,7). (5-7)
Secara sederhana maxterm atau product of
sum dapat disajikan dengan cara sebagai berikut :
_ _ _ _
a. Nyatakanlah A,B,C,D… dengan 0 dan A,
B, C, D,…dengan 1
b. Nyatakanlah
kombinasi biner setiap factor menjadi decimal (n)
c. Nyatakanlah Y = Π M (n), dengan n
merupakan nilai decimal dari
setiap faktor.
Contoh :
Ubahlah minterm Y = ƒ (A,B,C) = ABC +
ABC + ABC + A BC menjadi maksterm !
Y = ABC + ABC + ABC + A BC
=
111 + 100 + 010 + 011
=
7 + 4 + 2 + 3
=
Σ m (2,3,4,7)
Sedangkan bentuk makstermnya adalah :
Y = Y f(A,B,C)
= Π M
(0,1,5,6)
= 000
. 001 . 101 . 110
= (A+B+C) (A+B+C) (A+B+C) (A+B+C)
Referensi :
Pengantar Sistem Digital by Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
Pengantar Sistem Digital by Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
Senin, 07 Oktober 2013
Macam-Macam Gerbang Logika
Gerbang Logika
Gerbang yang diterjemahkan dari istilah asing gate, adalah
elemen dasar dari semua rangkaian yang menggunakan sistem digital. Boleh jadi
mereka mengenal istilah pencacah (counter), multiplekser ataupun encoder dan
decoder dalam teknik digital, tetapi adakalanya mereka tidak tahu dari apa dan
bagaimana alat-alat tersebut dibentuk. Ini dikarenakan oleh mudahnya
mendapatkan fungsi tersebut dalam bentuk satu serpih IC (Integrated
Circuit).Kondisi tegangan “ada tegangan” mempunyai istilah lain “berlogika
satu” (1) atau “berlogika tinggi” (high), sedangkan “tidak ada tegangan”
memiliki istilah lain “berlogika nol” (0) atau “berlogika rendah” (low).
1. Gerbang Not (Not Gate)
“Gerbang NOT atau juga bisa disebut dengan
pembalik (inverter) memiliki fungsi membalik logika tegangan inputnya pada
outputnya. Sebuah inverter (pembalik) adalah gerbang dengan satu sinyal masukan
dan satu sinyal keluaran dimana keadaan keluaranya selalu berlawanan dengan
keadaan masukan. Membalik dalam hal ini adalah mengubah menjadi lawannya.
Karena dalam logikategangan hanya ada dua kondisi yaitu tinggi dan rendah atau
“1” dan “0”, maka membalik logika tegangan berarti mengubah “1” menjadi
"0” atau sebaliknya mengubah nol menjadi satu. Simbul atau tanda gambar
pintu NOTditunjukkan pada gambar dibawah ini.
2. GERBANG AND (AND GATE)
Gerbang
AND (AND GATE) atau dapat pula disebut gate AND ,adalah suatu rangkaian logika
yang mempunyai beberapa jalan masuk (input) dan hanya mempunyai satu jalan
keluar (output). Gerbang ANDmempunyai dua atau lebih dari dua sinyal masukan
tetapi hanya satu sinyal keluaran. Dalam gerbang AND, untuk menghasilkan sinyal
keluaran tinggi maka semua sinyal masukan harus bernilai tinggi.
3. GERBANG OR (OR GATE)
Gerbang
ORberbeda dengan gerbang NOT yang hanya memiliki satu input, gerbang ini
memiliki paling sedikit 2 jalur input. Artinya inputnya bisa lebih dari dua,
misalnya empat atau delapan. Yang jelas adalah semua gerbang logika selalu
mempunyai hanya satu output. Gerbang ORakan memberikan sinyal keluaran tinggi
jika salah satu atau semua sinyal masukan bernilai tinggi, sehingga dapat
dikatakan bahwa gerbang OR hanya memiliki sinyal keluaran rendah jika semua
sinyal masukan bernilai rendah.
4. Gerbang NAND
Gerbang
NANDadalah suatu NOT-AND, atau suatu fungsi AND yang dibalikkan. Dengan kata
lain bahwa gerbang NAND akan menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua
sinyal masukan bernilai tinggi.
5. Gerbang NOR
Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR, atau suatu
fungsi OR yang dibalikkan sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang NOR akan
menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukanya bernilai
rendah.
6. Gerbang X-OR
Gerbang X-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai rendah
atau semua masukan bernilai tinggi atau dengan kata lain bahwa X-OR akan
menghasilkan sinyal keluaran rendah jika sinyal masukan bernilai sama semua.
7. Gerbang X-NOR
Gerbang X-NOR akan
menghasilkan sinyal keluaran tinggi jika semua sinyal masukan bernilai sama
(kebalikan dari gerbang X-OR).
Sumber
:
Senin, 30 September 2013
Sistem dan Konversi Bilangan
Sistem
Bilangan
Sistem bilangan yang digunakan
pada piranti digital terdiri dari beberapa macam, antara lain bilangan desimal,
bilangan biner, bilangan oktal, dan bilangan heksa desimal.
1. Bilangan Desimal
Bilangan desimal adalah bilagan dengan basis 10.
Disimbolkan dengan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9. Nilai suatu bilangan dalam
bilangan desimal (basis 10) dapat dinyatakan sebagai Σ(N x 10a)
dengan N = 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan a = …, -3,-2, -1, 0, 1, 2, 3,
…(bilangan bulat yang menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan ).
2. Bilangan Biner
Bilangan biner adalah bilangan dengan basis 2.
Disimbolkan dengan 0 dan 1. Nilai suatu bilangan biner (basis 2) dalam desimal
(basis 10) dapat dinyatakan sebagai Σ(N x 2a) dengan N = 0 atau 1;
dan a = …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …(bilangan bulat dalam decimal yang
menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan).
3. Bilangan Oktal
Bilangan oktal adalah bilangan dengan basis 8.
Disimbolkan dengan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Nilai suatu bilangan oktal (basis 8)
dalam desimal (basis 10) dapat dinyatakan sebagai Σ(N x 8a) dengan N
= 0, 1, 2,3, 4, 5, 6, dan 7; dan a = …,-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …(bilangan bulat
dalam decimal yang menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan).
4. Bilangan Hexadesimal
Bilangan hexadesimal adalah bilangan dengan basis
16. Disimbolkan dengan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C, D, E, F . Nilai
suatu bilangan hexadesimal (basis 16) dalam desimal (basis 10) dapat dinyatakan
sebagai Σ(Nx 16a) dengan N = 0, 1, 2,3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13, 14, dan 15; dan a = …, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, …(bilangan bulat dalam
decimal yang menyatakan posisi relatif N terhadap koma atau satuan).
........................................................................................................................
Konversi
Bilangan
1. Bilangan Desimal ke Bilangan Biner
Untuk menjadikan bilangan desimal (basis 10) ke bilangan biner (basis 2) yaitu dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan 2 secara terus-menerus.
Contoh
:
ubahlah
bilangan 98(10) ke bilangan biner (basis 2)
98 : 2 = 49
sisa 0
49 : 2 = 24 sisa 1
24 : 2 = 12
sisa 0
12 : 2 = 6
sisa 0
6 : 2 = 3
sisa 0
3 : 2 = 1 sisa 1
1 : 2 = 0 sisa
1
Sisa
dituliskan dari bawah : 1 1 0 0 0 1 0(2)
2. Bilangan Biner ke Bilangan Desimal
Untuk mengubah bilangan biner (basis 2) ke bilangan desimal (basis 10) yaitu dengan cara (N x 2a).
Contoh
:
Ubahlah
bilangan 1 0 1 1 0(2) ke dalam bilangan desimal (basis 10)
N =
1 0 1 1 0
24 23 22 21 20
= (1 x 24) + (0 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 16 + 0 + 4 + 2 + 0
= 22(10)
24 23 22 21 20
= (1 x 24) + (0 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20)
= 16 + 0 + 4 + 2 + 0
= 22(10)
3. Bilangan Desimal ke Bilangan Oktal
Untuk mengubah bilangan desimal (basis 10) ke bilangan oktal (basis 8) yaitu dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan 8 secara terus-menerus.
Contoh
:
Ubahlah
bilangan 1368(10) ke dalam bilangan oktal (basis 8)
1368 : 8 = 171 sisa 0
171 : 8 = 21 sisa 3
21 : 8 = 2 sisa 5
2 : 8 = 0 sisa 2
Sisa
dituliskan dari bawah : 2 5 3 0
Jadi
136810 = 25308
4. Bilangan Oktal ke Bilangan Desimal
untuk
mengubah bilangan oktal (basis 8) ke bilangan desimal (basis 10) yaitu dengan
cara (N x 8a).
Contoh
:
Ubahlah
bilangan 1476(8) ke dalam bilangan desimal (basis 10)
N = 1 4 7 6
83 82 81 80
= (1
x 83) + (4 x 82) + (7 x 81) + (6 x 80)
= 512 + 256 + 56 + 6
= 830(10)
5. Bilangan Desimal ke Bilangan Hexadesiamal
Untuk mengubah bilangan desimal (basis 10) ke bilangan hexadesimal (basis 16) yaitu dengan cara membagi bilangan desimal tersebut dengan 16 secara terus-menerus.
Contoh :
Ubahlah bilangan 1900610 ke dalam
heksadesimal (basis 16)
19006 : 16
= 1187 sisa 14 (=E)
1187 : 16 = 74 sisa 3
74 : 16 = 4 sisa 10 (=A)
4 : 16 = 0 sisa 4
Sisa dituliskan dari bawah : 4 A 3 E
Jadi 1900610 = 4A3E16
6. Bilangan Hexadesimal ke Bilangan Desimal
untuk mengubah bilangan hexadesimal (basis 16) ke
bilangan desimal (basis 10) yaitu dengan cara (Nx 16a).
Contoh :
Ubahlah bilangan 1 0 A 5 B(16) ke bilangan desimal
(basis 10)
N = 1 0 A 5 B
164 163 162 161 160
= (1 x 164) + (0 x 163) + (A x 162) + (5
x 161) + (B x 160)
= 65536 + 0 + 2560 + 80 + 11
= 68187(10)
Tabel konversi bilangan desimal, biner, oktal, hexadesimal
Desimal
|
Biner
|
Oktal
|
Hexadesimal
|
(Radix 10)
|
(Radix 2)
|
(Radix 8)
|
(Radix 16)
|
00
|
0000
|
00
|
0
|
01
|
0001
|
01
|
1
|
02
|
0010
|
02
|
2
|
03
|
0011
|
03
|
3
|
04
|
0100
|
04
|
4
|
05
|
0101
|
05
|
5
|
06
|
0110
|
06
|
6
|
07
|
0111
|
07
|
7
|
08
|
1000
|
10
|
8
|
09
|
1001
|
11
|
9
|
10
|
1010
|
12
|
A
|
11
|
1011
|
13
|
B
|
12
|
1100
|
14
|
C
|
13
|
1101
|
15
|
D
|
14
|
1110
|
16
|
E
|
15
|
1111
|
17
|
F
|
Referensi :
Pengantar
Sistem Digital by Dr. Wawan Setiawan, M.Kom
Langganan:
Postingan (Atom)